Cerita Sex Dahulu Kesakitan Sekarang Ketahihan

Video Rate:
0 / 5 ( 0votes )
20 views

Kami memiliki tetangga, suami istri, yang sangat dekat dengan kami. Istrinya, sebutlah saja Heni, benar-benar dekat dengan istriku hingga hampir tiap hari dia bermain ke rumah kami, dan jika bertandang ke rumah kami umumnya dia segera masuk tanpa ucapkan salam atau membunyikan bel. Suaminya sendiri bekerja di perusahaan swasta yang sering pulang malam dan kebenaran mereka belum sempat dianugerahi anak.

Cersex Indo – Heni biasa panggil istriku dengan panggilan Teteh dan kepadaku dia biasa panggil Mas Ary. Dia ialah seorang wanita yang elok, kulitnya putih mulus, dan bodynya juga menarik tetapi benar-benar bersahaja dan polos, sebelumnya tidak pernah aneh-aneh, baik pada langkah kenakan pakaian atau langkah berkawan, dasarnya polos.

Jika bertandang ke rumah kami umumnya dia cuma menggunakan daster, atau terkadang menggunakan kain, tetapi buatku hal itu jadikan ia benar-benar seksi. Saya merasa benar-benar suka jika dia bertandang ke rumah kami dan lama-lama mengobrol dengan istriku karena saya dapat lama-lama juga melihatnya dari kembali garden kamar memerhatikan badannya yang sintal.

Bahkan juga jika tidak tahan aku juga lakukan masturbasi sekalian melihatnya dan memikirkan andaikan badan Heni itu bugil dan saya menggumulinya. Bahkan juga seringkali saat saya sedang meniduri istriku pikiranku berimajinasi seakan-akan saya sedang meniduri Heni, dan memang secara berimajinasi semacam itu saya rasakan kepuasan yang lebih dari umumnya. Tetapi saya merasa sering kecewa karena orang yang kerap kubayangkan itu selalu berlaku acuh pada diriku. Saya kerap coba memancing ke perbincangan yang cukup mengarah tetapi dia sebelumnya tidak pernah menanggapinya, bahkan juga berpura-pura tidak dengarnya. Sikapnya itu membuat diriku makin merasa ingin tahu.

Di suatu hari istriku meminta ijin kepadaku untuk pergi ke rumah saudaranya yang tempat tinggalnya cukup jauh, sesudah pulang sekolah anak kami, dan diprediksi akan pulang ke rumah sore harinya. Aku juga tidak keberatan karena tidak pergi kemanapun hingga tidak cemas dengan kondisi rumah kami.

Aku juga bersantai-santai saja di dalam rumah sekalian menyetel vcd porno yang tidak berani kusetel jika anak kami lagi ada di dalam rumah. Lantas nikmati tontonan yang menggairahkan itu sekalian memikirkan jika yang bermain dalam film porno itu ialah saya dan Heni. Saya terbawa dalam bayang-bayang jika diriku sedang menggumuli badan bugil Heni. Kebenaran telah satu minggu kontolku tidak mendapat porsi karena istriku sedang ada halangan. Kontolku sangat ngaceng.

Sedang asyik-asyiknya saya melihat sekalian permainkan kontolku mendadak pintu yang lupa saya kunci dibuka orang hingga kontan kumatikan vcd player yang kusetel. Rupanya yang buka pintu itu ialah Heni yang masuk langsung sekalian panggil-manggil istriku: “Teh ……. Teh ……”. Dia menggunakan kain dan pakaian atasannya cukup terbuka atasnya, hingga pangkal buah dadanya yang putih mulus dan montok kelihatan sedikit. Kain yang digunakannya cukup basah, mungkin dia baru usai membersihkan hingga pinggulnya tercetak secara jelas dan saya tidak menyaksikan garis segitiga dibalik kain yang dikenainya itu hingga saya memiliki keyakinan jika dia tidak menggunakan celana dalam. Hal tersebut mengakibatkan saya makin terangsang.

“Mas, Tetehnya ke mana?” tanyanya. “Ke rumah saudara, pulangnya kelak sore!” jawabku, “Memang ingin apa sich Hen?” tanyaku. “Anu Mas, ingin pinjam setrikaan, milik saya rusak”. Hadirlah setan membisikkan ke diriku jika saya harus manfaatkan kesempatan kali ini untuk merealisasikan hal yang sejauh ini sering jadi fantasiku. Saya berbicara: “Umumnya sich di ruang tidur, mengambil saja sendiri!”, walau sebenarnya saya tahu jika setrikaan itu tidak diletakkan di ruang tidur. Saat Heni pergi ke ruang tidur untuk cari setrikaan saya selekasnya mengamankan pintu supaya tidak ada orang yang lain mengusik rencanaku. Kontolku sangat keras karena ingin selekasnya mendapatkan porsi.

Dari dalam ruang tidur kedengar Heni berbicara: “Kok tidak ada Mas, di samping mana ya?” Aku juga masuk ke dalam ruang tidur dengan kenakan sarung tanpa menggunakan celana dalam agar rencanaku tidak terhalang dengan cd. Kelihatannya Heni tidak menyimpan berprasangka buruk apapun. “Mungkin di bawah tempat tidur!” kataku. Selanjutnya Heni juga menyaksikan ke bawah tempat tidur, sudah pasti sekalian menungging. Saat Heni menungging saya menyaksikan sebuah panorama yang cantik dan benar-benar menarik. Bokong Heni yang bahenol tercetak terang pada kain yang dikenainya, dan satu kali lagi saya percaya jika Heni tidak menggunakan celana dalam karena saya tidak menyaksikan garis segitiga pada bokongnya yang bahenol tersebut.

Karena tidak tahan karena itu aku juga selekasnya merengkuh badan Heni dari belakang sekalian menggesek-gesekkan kontolku pada bokongnya. Rupanya Heni memberi reaksi yang tidak kuharapkan. Dia meronta-ronta berusaha melepas badannya dari dekapanku sekalian membentak-bentak diriku, “Mas apa-apaan sich? Bebaskan diriku, saya tidak ingin lakukan ini, kamu bajingan Mas, tidak kusangka!” Menyaksikan reaksinya yang semacam itu pada awalnya aku juga merasa sangsi untuk meneruskan perlakuanku, tetapi ternyata bisikan-bisikan setan lebih hebat dibanding akal sehatku, hingga meskipun Heni meronta-ronta sekalian membentak-bentak saya tidak perduli, bahkan juga saya makin bergairah.

“Ampun Mas, bebaskan saya, saya tidak ingin lakukan hal yang semacam ini!” Heni berbicara sekalian menangis dan meronta-ronta. Saya makin garang, kuhempaskan badan Heni ke atas tempat tidur sekalian kutarik kainnya secara paksakan hingga kain itu lepas dan kelihatanlah kemaluan Heni yang banyak bulu yang lebat. Aku juga makin bergairah, saya berusaha untuk buka baju sisi atasnya, tetapi saya mendapatkan kesusahan karena Heni selalu mendekapkan tangannya erat-erat di daarya sekalian terus menangis, kakinya juga selalu dirapatkan erat-erat sekalian menyepak-nendang hingga saya mendapatkan kesusahan untuk masukkan badanku di antara pahanya.

Karena mungkin telah capek atau karena meleng di suatu peluang saya mendapatkan peluang untuk renggangkan pahanya dan badanku sukses masuk ke dalam antara pahanya. Disana saya berusaha untuk melepas baju sisi atas Heni dan sekalian bh-nya yang jaga dengan gigih, sekalian meronta-ronta, menjerit-jerit, memukul, dan mencakari badanku. Pada akhirnya saya sukses merobekkan baju sisi atasnya dan melepas bh-nya, dan aku juga sukses landingkan bibirku pada susunya yang tetap keras, mahfum belum sempat digunakan menyusui, terkecuali suaminya.

Tidak sangsi kembali aku juga menciumi susunya dan kadang-kadang mengulum putingnya dan mengisapnya. Diberlakukan begitu Heni mendesah, tetapi dia tetap terus lakukan perlawanan dengan meronta-ronta sekalian menangis, meskipun rontaannya telah cukup menurun, entahlah karena kelelahan entahlah karena mulai terangsang. Searah dengan itu pertahanan pahanya juga melembek hingga makin lama kontolku yang telah super tegang sukses sentuh sisi luar memeknya dan kugesek-gesekkan kontolku untuk cari lubang yang sejauh ini saya idam-idamkan.

Pada akhirnya kontolku sukses temukan lubang dambaan itu, dan secara perlahan-lahan tetapi tentu aku juga masukkan kontolku ke lubang itu. Saat kontolku sukses lakukan penetratif ke lubang memeknya langsung kedengar mulut Heni mendesah dan mendesah, tubuhnya juga jadi lemas, perlawanannya melembek, dan saat penetratif kontolku kusempurnakan dengan penekanan yang oke dia juga menjerit ketahan, “Aaaaaaahhhh ……… Maaaassssssss …………..”. Berikut reaksi yang saya harap ….. Saat kontolku saya naikturunkan secara cepat bokong Heni juga menyeimbanginya dengan pergerakan kebalikannya. Saat ini bibirku juga dengan bebas tanpa kendala main di puting susunya, kadang-kadang saya bergerilya di ketiaknya yang banyak bulu yang lebat, wewangiannya yang cukup berbau keringat benar-benar saya sukai hingga makin tingkatkan nafsuku.

Tangan Heni yang semula dipakai untuk memukuli dan mencakar badanku sekarang dia gunakan untuk merengkuh dan mengelus-elus punggungku. Semula dia menangis dan menjerit-jerit karena menampik sekarang dia menjerit-jerit dan mendesah dan mengeluh karena nafsu yang mencapai puncak. “Aaaaaahhhhhh ……..…….. Eeeeeeeemmmmmmhh ……… Aduuuuuuuhhhhhhh ………. Ssssssshhhhhhh ………. Sssssssshhhhh ………… sssssshhhhhhh ………. Hhhhhhhmmmmmmmhhh ………….. Maaaaassssssss ……….. Nikmaaaaaaaaatttttttt”.

Heni melayani semua permainanku dengan agresif, kami berguling-guling di atas tempat tidur, terkadang saya di atas terkadang Heni yang di atas. Terlihat sekali dia benar-benar nikmati permainan ini, benar-benar tidak terlihat beberapa bekas penolakannya. Saat saya suruh ia menungging untuk lakukan posisi dog-style dia menampik, “Jangaaaaaan Masssssssss, jangan dari dubuuuuur …… saya tidak sukai, jijiiiiiiiiikkkkk” Ternyata dia menduga jika saya akan menyodominya karena oleh suaminya dia sebelumnya tidak pernah ditiduri dari belakang. Aku juga memaksakan untuk menungging, posisi yang saya gemari saat bersetubuh dengan istriku. Dengan mau tak mau Heni mengikuti kemauanku. Panorama yang saya saksikan saat Heni menungging makin tingkatkan birahiku, bokongnya yang putih dan bundar dan memek dengan bulu yang terjepit oleh pahanya, aaaahhhh …….. benar-benar menarik. Selekasnya saya tujukan kontolku yang benar-benar tegang itu ke memeknya yang terjepit oleh paha mulus. Saat kontolku secara perlahan masuk ke dalam saat memeknya, Heni menggelepar-gelepar sekalian kelojotan rasakan kesan yang baru dia rasa sesudah sekian tahun menikah.

“Aaaaaaaaawwwwww ………….. Maaaassssssss ……….. Sedap sekaliiiiiiiiiiiiii ……….. Terus Maaassssss jangan bebaskan kontolmuuuuuuuuuu ………. Adduuuuuuuuhhhhhhh ……….. teruuuuuus tekaaaannnnnnnnn yang keraaaaaaaaassss …….. jika dapat dengan kanjutnyaaaaaaaa ……….! Tangannya menggapai-gapai ke belakang ingin menarik bokongku supaya kontolku masuk lebih dalam . Dengan bebas juga ke-2 tanganku permainkan susunya yang menggelantung secara cantik. Karena itu erangan Heni juga semakin menjadi karena dia mendapatkan kepuasan dari 2 arah. Memeknya yang saya kocok terus dengan kontolku dan susunya yang tetap saya mempermainkan dengan tanganku. Heni juga menjerit dan mengeluh dengan histeris, mulutnya meracau keluarkan kata-kata kotor yang makin menggairahkan diriku. “Maaaaaasssss ……….. jangan bebaskan kontolmu dari memekku, puaskanlah memekku dengan kontolmuuuuuuuu ……….. saya baru rasakan kepuasan yang semacam ini, kontoooooolllllllll …………. Aaaaawwwww ………. Maaassssss, saya ingin supaya kontolmu terus ada di saat memekku ……. Aaaaaaaahhhhhhhhh ……….. sssssshhhhhhhhhhhhhh ………… sssssshhhhhhhhhh …………..

Kucabut kontolku dari memek Heni karena saya telah merasa cukup capek dengan posisi itu. Heni menduga jika saya akan menuntaskan eweanku pada dianya, dia geram-marah dan minta supaya saya selekasnya masukkan kembali kontolku ke saat memeknya, “Mas jangan ditarik donk kontolnya, Saya belum orgasme nih! Mari masukan kembali! Aaaaahhhhh ……….. Kontolmu Maaaaasssss ………”. Tetapi saya memiliki gagasan lain. Saya meminta supaya Heni tiduran terlentang dengan kaki menekuk. Saya selekasnya arahkan mukaku ke memeknya, sebelumnya saya jilati sisi dalam pahanya, selanjutnya saya jilati memeknya dan saya hirup itilnya.

Diberlakukan begitu kontan Heni menjerit karena dia tidak menduga akan mendapatkan tindakan semacam itu, dan memang dia sebelumnya tidak pernah diberlakukan begitu oleh suaminya. Suaminya benar-benar konservatif. “Aaaaaawwwwww ……………… Maaaaaassssss ………. Geliiiiiiiiiiii …….. tetapi nikmaaaaaaatt ………. Terus Mas hirup itilkuuuuuuuu ………, jilat memekkkuuuu ……… cukup ke bawah Masss, ya …….. ya …….. betul disana Maaaaasssss, ………. Aaaaaaaawwwwwww ………. Maaaasssssss …….. mana kontolmu …. Ke sinikan …….. saya ingin mengulumnya ……..” Karena itu aku juga berputar-putar untuk memberikan kontolku ke melut Heni, dan kami juga mempraktikkan posisi 69. Kontolku dijilati oleh Heni, terkadang dikenyotnya dalam-dalam. Aku juga mengeluh sekalian terus mengisap memek Heni yang telah dipenuhi dengan lendir.

Saat saya merasa jika saya akan capai orgasme aku juga mengambil kontolku dari mulut Heni dan selekasnya memasukkan ke saat memeknya sekalian terus dipacu. Kelihatannya Heni juga sama akan capai orgasme, pergerakan bokongnya makin liar, desahannya makin sering. Dan saat saya merasa ada yang mendesak dalam kontolku aku juga menekankannya keras-keras ke saat memek Heni sekalian merengkuh badannya erat-erat, Heni juga begitu juga, dia merengkuh badanku erat-erat sekalian meredam penekanan kontolku. Karena itu kami juga alami orgasme dengan bersama dan kami juga sama keluarkan suara erangan yang panjang sebagai pertanda jika kami ada pada pucuk kepuasan. Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhh …………. Ssssssshhhhhhhhhhhh …………….. Maaaaaaaaaaasssssss ………….., Heeeeeeeeeennnnnnnn.

Badan kami juga terkulai bermandikan keringat, Heni merengkuh erat-erat badanku seakan-akan tidak ingin lepas selama-lamanya. Dia berbisik dengan manja sekalian napasnya tersengal-sengal, “Mas maaf yah atas kelakuanku pada Mas Ary barusan! Semula Heni anggap ngewe itu dengan siapa saja rasanya sama juga, rupanya ngewe dengan Mas Ary itu beribu kali lebih nikmat dibanding ngewe bersama suami Heni. Terang-terangan saja terkadang Heni merasa jemu ngewe dengan suami Heni karena dia cuma mengutamakan diri kita. Baru ini kali Heni alami yang bernama orgasme. Ah kontol Mas Ary benar-benar gagah, aaaahhhhh ………. Kontooooooool……. Kamu ini kok sangat nikmat!”. Sekalian berbicara begitu dia permainkan kontolku hingga kontolku tegang kembali.

Menyaksikan kontolku telah ngaceng kembali Heni merengek-rengek minta ngewe kembali. “Mas, ngewe kembali yu? Tuch kan kontolnya telah tegang kembali, Heni akan melayani Mas Ary sampai kapan saja kontol Mas Ary mampu menancap di saat memek Heni! Mari donk Mas!” Saya berpura-pura tidak ingin (walau sebenarnya gairah sich telah tiba ke pucuk ubun-ubun) “Tidak ingin ah kelak suamimu terburu pulang, kembali juga Heni kan ingin menyeterika, kita mencari saja setrikaan itu”. “Tidak Mas, suamiku sedang pergi ke luar kota, baru esok dia pulang. Masalah setrikaan saat ini telah jadi nomor ke berapakah, lebih penting kontolmu Mas dibandingkan setrikaan. Menyeterika itu sering berasa menjemukan tapi ngewe denganmu rasanya saya tidak pernah jemu maaaaaasss ……. Cepat doooongngng ……… coba raba memekku Mas, sangat basaaahhhh masssss, mari doooooong ……., kontoooooollllll …….”,

Heni menjawab, dia masih tetap merengek-rengek minta supaya saya masukkan kontolku ke saat memeknya, tetapi saya diam saja seperti tidak ingin. Karena saya tidak bereaksi karena itu Heni juga ambil ide, dia selekasnya naik ke atas badanku, menciumi dadaku, memberikan susunya ke mulutku supaya kuhisap, memberikan ketiaknya supaya saya menjilatnya, dan memberikan memeknya ke mukaku, “Mas, jilat donk memekku, hirup itilnya sesukamu, saya inghin mendapatkan kepuasan kembali, silakan donk Maaasssss …..!”. Aku juga tidak sia-siakan peluang yang menarik ini, selekasnya saya menjilat-jilati memeknya dan mengisap itilnya, terkadang menggigitnya. Diberlakukan begitu Heni mendesah dan mengeluh sekalian pinggulnya tidak berhenti-hentinya menggeliat, “Aaaahhhhh ……… Maaasssss ……… terus berikan saya kenikmataaaaaan, aaaawwwww …….. jangan terlampau keras menggigitnya dooooong Mas, aaahhhhhhhh ………. Ssssshhhhhhh ……… ssssssshhhhhhh ……….. nikmaaaaaaat ……….”.

Selang beberapa saat dia arahkan lubang memeknya ke kontolku yang sudah ngaceng dari barusan dan kontolku juga menyambutnya dan terus lakukan penetratif sekalian terus kunaikturunkan bokongku untuk menyeimbangi goyangan bokong Heni. “Aaaaaaaaaaaahhhhhhhh ……….. ssssshhhhhhh ……..”, Heni juga menjerit sebab menganggap suka diberlakukan begitu, “aaaaaahhhhh …….. hmmmmmhhhhhh ………. Massssssss …….. terus tusukkan kontolmu ke saat memekku ……… ssssshhhhhhhh ……. saya ikhlas maaaasssss …….. Maaassss bulu kanjutmu menambahkan kepuasan memekku maaaaasssss …….. aaaahhhhhhh ……. Kontoooollllll ……..

Sesudah berjalan cukup lama Heni minta saya mengambil kontolku dan menusuknya dari belakang, “Maaaaasssss …….. cabut dahulu kontolmuuuuuuuu …….. saya ingin ditusuk dari belakang aaaaahhhhhhhh ……… cepat maaasssss tusuk memekku dari belakaaaaaaang ……… Maaaaassssss …….. aaaaaaaahhhhh …….. sssshhhhhhhh …….. Maaassssss …….. Heni memang luar biasa, sekarang dia benar-benar agresif dan pintar menggairahkan dan memberikan kepuasan musuh bermainnya. Dia segera dapat menyeimbangi permainanku dalam bersetubuh. Kami juga lakukan beragam macam dan posisi dalam bersetubuh, dan kami selalu alami orgasme dengan bersama.

Semenjak waktu itu saya dan Heni kerap lakukan persetubuhan, bergantung siapa lebih dahulu inginkan karena itu dia yang mendekati terlebih dahulu. Terkadang Heni tiba ke rumahku saat istriku tidak sedang ada di dalam rumah. Terkadang saya yang tiba ke tempat tinggalnya saat suaminya telah pergi.

Seringkali saat saya tiba ke tempat tinggalnya Heni sedang membersihkan baju di dalam kamar mandi karena itu kami juga bersetubuh di dalam kamar mandi, terkadang kami bersetubuh di dapur jika kebenaran dia sedang mengolah, terkadang juga kami melakukan secara berbasah-basah di lantai jika dia sedang mengepel. Dan tiap macam persetubuhan yang kami kerjakan selalu memberikan kesan baru ke kami.

Heni makin kerap bertandang ke rumahku, meskipun sedang ada istriku. Jika dia bertandang ke rumahku dan istriku sedang di dalam kamar mandi atau sedang ke warung kami manfaatkan waktu yang sesaat itu dengan seefektif mungkin untuk ngewe atau sekadar sama-sama permainkan kemaluan kami masing-masing. Atau jika kami berpapakan karena itu tangan Heni sebelumnya tidak pernah sia-siakan peluang untuk menjawil kontolku dan aku juga selalu mencubit memeknya yang seakan-akan dia berikan untuk kucubit atau kujawil dan kuremas susunya.

Sekarang, sesudah saya memiliki lubang kepuasan yang baru, yakni memek Heni, aku juga tidak banyak menuntut ke istriku, demikian pula Heni, dia tak lagi sukai minta porsi ke suaminya.

Ah Heniiiiiii …….. Heni, dahulu kamu meronta-ronta, sekarang kamu minta-minta ……..!

Category: ABG
cersex annisa cersex anal mama cersex dengan ibu mertua cersex hot terbaru cersex download cersex xnxx

Leave a Reply