Cerita Sex Bermain Peran Dengan Seorang Cewek China yang Cantik Tetapi Miskin

Video Rate:
0 / 5 ( 0votes )
26 views

Di saat itu hujan rintik-rintik dan Rima berdiri di bawah pohon menanti Angkot. Kutawari ia turut menumpang. Kebenaran ia sekolah di jalan yang kerap saya pakai sebagai lajur alternative, bila jalan khusus macet. Di sana benar ada SD tempat Rima bersekolah.

Cersex Indo – Pada akhirnya ia menjadi kerap menumpang mobilku. Saya memang pergi ke kantor sekitaran jam 6.15 dari rumah. Sekitaran jam 6.30 saya telah tiba di titik tempat Rima biasa menanti.

Rima tetap kelas 5 SD. Bila kuperhatikan sepatunya, tas sekolah dan pakaiannya, terlihat Rima asal dari keluarga yang kurang sanggup. Perjalanan ke sekolahnya sekitaran 20 menit kerap kami pakai untuk bercakap. Rima ditinggalkan ibunya bekerja sebagai TKW di Malaysia, Ayahnya tidak paham di mana, karena kata Rima semenjak kecil telah berpisah. Rima tinggal dengan neneknya dan seorang adik yang usia empat tahun. Menurut ibunya seperti narasi Rima, ayahnya ialah masyarakat turunan China. Patut lah bila kulit Rima putih dan mukanya memang terlihat mirip orang China dan elok, tetapi miskin.

Cukup menyedihkan saya menyaksikan nasib gadis kecil ini. Muka secantik ia menurutku tidak selayaknya semiskin tersebut. Saya kerap memberikan tambahan duit jajan. Sedikit memang tapi untuk ia cukup bermakna, karena uang belanja yang umum diberi oleh neneknya menjadi utuh.

Rima menceritakan jika neneknya mengucapkan terima kasih kepadaku, karena banyak membantu cucunya . Maka neneknya tahu jika Rima kerap mendapatkan tumpangan dari ku dan mendapatkan duit jajan dariku. Duit jajannya kerap ia irit untuk beli beras di dalam rumah.

Sesuatu hari saya punya niat memberikan ia peralatan sekolah lebih pantas, dengan pakaian seragam yang lebih baik, tas sekolah dan sepatu. Saat itu ialah hari yang semestinya ia tidak bersekolah sebab ada rapat beberapa guru di sekolah. Tetapi Rima pergi sekolah seperti umumnya, karena awalnya telah janjian akan saya belikan peralatan sekolah. Saya hari itu absen kerja, karena tidak ada pekerjaan yang perlu kuselesaikan.
Rima benar-benar ria saat saya memberikannya seperangkatan baju seragam sekolah, tas sekolah baru, dan sepatu baru. Adiknya sekaligus kubelikan satu stel baju. Saat pulang saya tak lupa memberikan ia makanan , ayam goreng sejumlah potong untuk dibekal pulang ke rumah.

Rima makin dekat dengan ku dengan panggilku Oom. Ia juga telah terlatih tiap hari mendapatkan uang belanja dariku. Hingga neneknya tak lagi memberikan uang belanja. Uang belanja dari ku ia irit-hemat hingga ia tetap bawa lebih yang menurutnya masih cukup untuk ditabung.
Semenjak jadi “anak asuhku” performa Rima terlihat semakin bersih. Sekitaran enam bulan kami selalu bersama sampai saya mengetahui jika pakaiannya pada bagian dada terlihat mengetat karena teteknya sudah tumbuh.

” Bajumu kok terlihat sempit Rim,” tanyaku sesuatu kali.
” Sempit sich tidak oom, tetapi di sini ini yang cukup sempit ucapnya sekalian menunjuk dadanya yang membusung.
” Ternyata tetekmu telah numbuh, ya,” kataku.
” Ih oom saya menjadi malu,” ucapnya.

Semestinya ia telah kenakan miniset membuat perlindungan teteknya yang jadi membesar. Tetapi ia tidak mempunyai itu, hingga cuma memakai singgelt untuk melapis pakaiannya supaya pentil susunya tidak njiplak ke pakaian seragamnya warna putih.
Kasihan ABG ini, neneknya mustahil ajak ia beli piranti tersebut. Sedang Rima sendiri, mustahil juga berani masuk ke dalam dept toko beli pirantinya.

“Rima ingin oom belikan miniset,” tanyaku.
“Ingin sekali sich oom, rasanya risih saja, tetapi saya malu ama oom membeli gituan,” ucapnya.
“Apa kamu berani membeli sendiri ke toko,” tanyaku.
” Tidak sich oom,” ucapnya.
Pada akhirnya di suatu hari minggu saya ajaknya jalan ke mall dan saya biarkan ia berunding dengan pramuniaga untuk pilih miniset yang tepat. Saya merekomendasikan ia beli 3 set.

Saat saya berkeliling-keliling pada bagian baju dalam wanita saya menyaksikan satu set yang terdiri atasan berbahan kaus yang cuma tutup sisi susunya dan celana short pendek. Saya memikirkan bila Rima kenakan itu, ia akan kelihatan seksi, karena perutnya terpampang dan paha putihnya yang tingkatan kelihatan mulus. Selanjutnya tawarkan Rima untuk setel itu, tetapi Rima cukup malu menerimanya. Saya segera ke pramuniaga untuk cari ukurannya yang cocok buat Rima dan ku tentukan warna hitam dan warna pink, sekaligus dengan 1 stel baju renang mode bikini.

Saya telah berencana ajak Rima sesuatu kali untuk berenang. Keliatannya Rima akan seksi dengan bikini warna merah.

Photografi adalah salah satunya hobbyku, Rima sesuatu ketika akan saya menjadikan modelku, hingga saya membelikan piranti baju yang seksi itu.
Di suatu hari liburan kami janjian untuk wisata ke water boom. Saya minta Rima bawa semua baju sexynya, karena saya telah memberitahu ia jika saya ingin membuat fotonya di water boom dengan baju-baju tersebut.

Rima memang berubah jadi gadis kecil yang elok dengan baju senam two pieces. Perutnya ramping putih, pahanya mulus putih dan berisi. Saya memfotonya secara beragam style dan pada akhirnya saya mendokumentasikan dianya bikini renangnya.

Terang-terangan kontolku ngaceng menyaksikan ke seksi annya. Walau teteknya tetap kecil, tapi gundukan memeknya kelihatan tercetak menyembul di bikininya.
Kami senang melaju dan berenang berdua. Rima tidak dapat berenang hingga saya harus mengajarkannya. Saya dan Rima seperti Bapak dan anak, hingga saat saya mengajarkan ia berenang sedikit jadi perhatian pengunjung lain. Walau sebenarnya pada waktu berenang itu saya berulang-kali sebelumnya sempat menggenggam susunya yang kenyal dan memeknya yang tembam. Saya menjadi semakin terangsang oleh performa Rima. Otakku menjadi semakin gila dengan dorongan kemauan agar semakin nikmati gadis kecil ini.

Karakter Rima yang manja dan kerap menggelendot ke diriku membuat teteknya kerap menekan anggota badanku. Saya sebetulnya ingin merengkuhnya, tapi di tengah-tengah keramaian semacam ini rasanya tidak mungkin.
Otakku berusaha keras cari lokasi yang lebih memungkinkannya saya bisa bebas merengkuhnya. Saya temukan kolam renang private di dalam rumah seorang ekspatriat mitraku.

Ia kebenaran memercayakan saya mengurusi tempat tinggalnya sepanjang ia pulang daerah. Semua pembantu dan karyawan di dalam rumah itu di pulangkan karena ia cemas mereka mengambil peralatan rumah sepanjang ditinggalkan, hingga saya dipercayai memantau rumah kosongnya yang ia tinggal untuk sepanjang sebulan.
Di sanalah sesuatu kali saya ajak Rima berenang. Dengar ajakan berenang Rima benar-benar suka. Ia bawa lagi semua piranti pakaian seksi nya.

Rumah mitraku yang berada di wilayah kemang yang tenang kondisinya benar-benar sangat sepi, karena rumah yang bertetanggaan memang sangat besar.
“Oom ini rumah siapa kok kosong,” kata Rima saat saya mengajak masuk rumah tersebut.
Dengan keterangan ringkas ia pada akhirnya memahami. Saya mengawali aksiku membuat photo kembali disekitaran kolam renang. Dimulai dari pakaian komplet hingga kemudian bikini. Sembunyi-sembunyi saya sudah beli juga bikini yang kurang mode G string. Awalannya Rima sangsi saat kuminta ia kenakan pakaian renang kurang tersebut. Tapi sesudah kubujuk-bujuk pada akhirnya ia berserah dan menukar pakaian renang G String yang kurang.

Rima malu keluar kamar tukar dengan pakaian renang kurang tersebut. Sesudah saya rayu ia selanjutnya ingin berpenampilan secara beragam gaya dengan baju tersebut. Sisi intimnya cuma tertutup sedikit saja, seperti sisi memeknya cuma tertutup kain segi-tiga dan sisi susunya yang cuma sedikit tertutup pada bagian putingnya. Rima menjadi terlatih sesudah sejumlah shoot photo akan kerjakan.
Pada akhirnya sesudah banyak sekali photo kuambil aku juga kenakan celana renang dan masuk ke kolam renang bersama Rima.

Rima belum juga terlampau mengusai berenang hingga takut ke sisi tengah. Ia mintaku menuntunnya berenang, hingga kembali saya sentuh bagian-bagian-bagian vitalnya. Rima tidak bereaksi saat beberapa bagian itu terjamah tanganku. Ia bahkan juga pasrah saja saat kupeluk badannya dari belakang. Harusnya ia merasa jika pantatnya tertahan oleh penisku yang menegang. Tapi Rima diam saja. Saya menjadi semakin berani menekan-nekan penisku ke belahan bokongnya yang cuma tertutup tali.
“Ih ini apaan sich oom kok keras-keras-keras,” ucapnya sekalian tangannya mengecek apa yang melekat di badannya. Tangkai penisku tergenggam olehnya. Darahku langsung menggelegak saat tangan kecil membungkam penisku walau tetap terhambat celana renang.

“Itu senjata Oom,” kataku semaunya.
“Senjata ???” tanyanya bingung.
“Kok berenang membawa senjata sich Oom,” ucapnya bingung.
“Bukan senjata betulan, tetapi itu senjata yang melekat di tubuh oom, ” kataku.
“Kok ada senjata menempel, bagaimana sich Oom,” bertanya ia semakin bingung dan sekalian merendam ia mengubah tubuhnya.
“Ingin simak,” tanyaku.
Rima menggangguk.

Dalam air kupelorotkan celanaku hingga tangkai penisku yang menegang muncul keluar.
“Ih oom kotor, itu kan anunya oom,” ucapnya.
” Pegang coba, keras tidak,” pintaku.
Sekalian merendam tangan rima raih penisku dan memegangnya.
Saya menjadi semakin tinggi terangsang.
“Aduh sedap Rim, pegang terus dech ,” kataku
“Sedap bagaimana sich,” muka polosnya belum juga pahami kepuasan yang ia beri pada alat vitalku.
“Kamu ingin simak lebih terang,” kataku.

Tanpa menanti sahutannya saya naik duduk di tepi kolam renang dan biarkan celana renangku merosot. Sementara Rima tetap ada di kolam renang. Ia memerhatikan penisku yang tegak dengan bulu jembut disekelilingnya.

Kembali saya meminta ia memegang penisku. Lingkup tangannya tidaklah cukup memutari lingkar penisku. Tangannya yang memegang kuaarahkan supaya lakukan pergerakan mengocak. Ia menurut saja sekalian memerhatikan bentuk penisku dengan topi baja yang lebih lebar.
Saya semakin terangsang tapi tidak ingin kocokan tangannya sampai membuatku ejakulasi.

Saya melonjak lagi ke pada kolam renang dan terlepaslah tangannya dari penisku. Selanjutnya merengkuhnya dan menciumi keningnya, pipinya dan sekitaran lehernya. Rima pasrah dengan gempuranku, hingga pada akhirnya saya membulatkan tekad menyeruput bibirnya. Rima sebelumnya sempat kaget. Ini berasa dari kekakuannya mengatupkan bibirnya saat saya ciumi. Perlahan-lahan saya menguak belahan bibirnya dengan lidahku dan lidahku masuk ke mulutnya. Mulut Rima menjadi cukup terbuka dan saya terus menggempurnya. Mungkin lewat cara natural ia bereaksi membalasnya kecupanku karena saya mengisap mulutnya dan terus mainkan lidahnya.

Itil V3
Sekitaran 10 menit saya mencumbunya demikian sekalian meremas-remas bokongnya dan melepaskan semua ikatan pada bagian BHnya dan celananya. Rima tidak sadar jika bikininya sudah melonggar, hingga kemudian saya sukses singkirkan BH dan celana dalamnya ku diamkan mengambang di air.

Saya belum meremas tetek nya yang baru tumbuh dan menyentuh kemaluannya, tapi Rima telah telanjang bundar dalam dekapanku. Sementara celana renangku juga kubuka, hingga kami berdua pada kondisi telanjang bundar.

Saat kulepas mulutku dari mulutnya berasa napas Rima mengincar. Saya pahami jika ia telah terangsang. Kecupanku turun ke lehernya dan terus merendah hingga kemudian mengisap payudaranya yang baru tumbuh. Pentilnya tetap kecil, tapi daging payudaranya sudah membesar. Ke-2 putingnya saya jilat-jilat. ” Ooom geli oom,” kata Rima dengan suara tersengal-sengal. Saya tidak memedulikannya dan terus menjilat-jilati dan mengisap putting susunya.

Sementara itu tanganku telah bekerja di belahan memeknya yang rapat dan benar-benar tidak ada bulu. Jariku merasa ada cairan licin di belahan memeknya. Rima kuangkat ke tepi kolam renang dan kubaringkan di tepi kolam. Kakinya kukangkangkan dan melipat pada bagian lutut. Saya menciumi perutnya lantas pahanya sisi dalam. Rima menggeliat-gelinjang kegelian. Saat sebelum ia sadar apa yang hendak terjadi, mulutku telah menangkup di belahan memeknya dan lidahku langsung terjang benjolan clitorisnya.

Rima kaget saat lidahku berkenaan clitorsisnya. Ia menggeliat sekalian meremas rambutku. Saya terus menjilat-jilati sekitaran clitorisnya. Setiap lidahku berkenaan clitorisnya ia menggeliat hingga kemudian ia mendesis-desis lantas selang beberapa saat ke-2 pahanya dijepitkan ke kepalaku. Rima capai orgasme untuk pertamanya kali. Cairan asin berasa menetes dari belahan memeknya yang rapat. Rambutku dijambaknya kuat. Saya sebetulnya merasa sakit, tapi saya tahan, karena Rima tidak mengetahui pergerakan yang ia kerjakan saat ia capai orgasme.

“Aneh sekali oom rasanya, kaya pipis tetapi bagaimana begitu, sampai rasanya tubuh Rima lemas,” ucapnya.
Saya menuntun Rima kembali masuk ke dalam kolam renang. Kami berdiri bertemu dalam air dan kepala penisku sentuh belahan memeknya. Saya menyengaja menekan sampai terjepit antara ke-2 pangkal pahanya. Saya menggesekkan mundur-maju hingga kemudian saya capai ejakulasi dalam air.

Kami selanjutnya berenang berdua pada kondisi telanjang. Rima tidak malu kembali, karena ia melihatku telanjang. Tetapi saat kuajak mentas, Rima tetap berusaha tutupi memeknya dan ke-2 payudaranya dengan tangan. Saya hindari ia demikian, karena kukatakan tidak butuh malu, karena cuma ada kita berdua.

Rima juga melangkah bebas jalan bertelanjang seperti diriku.
Kami duduk di atas bangku beralas busa di bawah payung. Rima duduk antara ke-2 pahaku. Ia kupelu dari belakang.
“Oom sedap ya berenang sekalian telanjang, rasanya bagaimana, begitu,” ucapnya.
Saya saat ini telah bebas meremas-remas ke-2 susu kecilnya dan melintir-lintir pentilnya. Tanganku didiamkan menggosoki belahan memeknya.
Saat sebelum saya kehilangan momen, saya terpikir untuk membikin photo bugilnya. Cukup lama saya rayu ia hingga kemudian ia pasrah oleh kemauan ku. Dari photo berfoto sampai close up di belahan memek kecilnya ia patuhi tekadku.

Saya kembali terangsang dan ia kupeluk dipangkuanku posisi berhadap hadapan. Kami terbenam dalam kecupan rekat. Rima mulai pintar membalasnya kecupanku.
Sekalian berciuman saya memoles-oleskan ujung penisku di belahan memeknya yang dirasa cukup licin oleh lendir yang keluar saat memeknya.

Rima kubaringkan dan ke-2 kakinya ku lebarkan. Sekalian bertimpuh saya memoles-oleskan ujung penisku ke belahan memeknya. Saya berusaha menyingkap belahan memeknya untuk masukkan kepala penisku. Rima mengeluhkan memeknya berasa perih. Saya mau tak mau bersabar sampai batasan ia merasakan tidak sakit. Tetapi demikian juga kepala penisku saya dorong-dorong ke lubang vaginanya yang tetap kelihatan lubang kecil saja.
Sulit sekali kepala penisku maju masuk ke dalam saat memeknya, karena ia merasa sakit. Tetapi beberapa kepala penisku bisa terjepit di belahan memeknya. Untuk maju kembali ia telah kesakitan, hingga saya batalkan niatku maju lebih jauh.

Saya mengganti taktik dengan mengoral lagi memeknya. Rima pasrah saat ke-2 pahanya saya lebarkan dan belahan memeknya saya jilati. Ia menggeliat lagi dan merintih-rintih. Berasa lubang memeknya sangat basah oleh cairan pelumas yang keluar memeknya. Berasa asin dimulutku. Rima memperoleh lagi orgasmenya sampai ia menjerit karena gelombang nikmat orgasme yang begitu luar biasa. Memeknya berkedut-kedut dan cairan menetes keluar lubang vaginanya.
Saya masih ingin tahu, untuk masukkan penisku ke lubang memeknya. Tetapi sampai tingkat kepala penisku terbenam di memeknya ia tidak tahan sakit. Saya mau tak mau menghentikannya.

Saya menjadi pusing karena libidoku tidak tersalur. Rima kuajari mengoral penisku. Ia menampik, karena ucapnya jijik. Tetapi sesudah saya terangkan dan saya suruh memulainya dengan menciumi penisku ia pada akhirnya menurut secara mau tak mau. Ia mulai menjilat-jilati penisku sementara saya terbujur. Kaku sekali berasa pergerakannya dan kecupannya, hingga kemudian ia pasrah saat saya meminta ia melomot kepala kontolku.
Mulutnya seperti tidak sanggup menyantap kepala penisku, tapi ia masih ingin berusaha masukkan semua kepala penisku. Berasa masalah giginya yang menggerus kepala penisku.
Rima memahami keluh kesahku karena gerusan giginya hingga ia selanjutnya mengusai mengoral penisku. Nikmat nya hebat, dan saya terus mendokumentasikannya dengan camera digital.

Mendekati ejakulasi saya lepas kepalanya dari kontolku dan kubiarkan muncrat ke udara bebas. Sejumlah shooting lepas dan beberapa berkenaan tubuh Rima dan beberapa yang lain jatuh ke badanku sendiri.
Saya senang dan permainan hari itu kami mengakhiri dengan mandi bersama bersihkan diri.
Rima mengeluhkan memeknya cukup perih. Tetapi kuyakinkan rasa itu akan lenyap dalam kurun waktu tidak kelamaan.
Untuk memberikan keyakinan jika Rima sudah dapat jalan normal, ia kuajak makan di restaurant fast food sekaligus perbekalan untuk adiknya di dalam rumah. Rupanya diakuinya tidak perih kembali dan jalannya telah normal kembali seperti umumnya.

“Oom kapan-kapan Rima ingin dijiliati kembali kaya barusan rasanya sedap sekali, ” kata Rima saat kami pisah ia kuantar ke dekat tempat tinggalnya.
Rima semenjak dalam bimbinganku telah berubah jadi gadis kecil yang elok dan benar-benar manja. Kami bebas jalanan karena saya banyak membelikan beberapa barang bagus termasuk menyumpal sedikit uang untuk neneknya.

Rima juga tampil lebih kekinian dengan HP yang cukup bagus.
Satu minggu selanjutnya kami balik lagi ke kolam renang itu dan kami bercumbu lagi. Karena mungkin Rima telah terlatih dengan cumbuan, dan memang ia harapkan , saya dapat cukup bebas berusaha masukkan kepala penisku. Ini kali saya melengkapi dengan K jelly, pelumas khusus untuk senggama.

Ke-2 bibir memeknya saya baluri jelly dan semua tangkai penisku saya lumasi . Saya coba kembali terjang memeknya. Karena licin, penisku cukup lebih gampang menancap di memeknya, walaupun baru kepalanya saja. Rima mengeluhkan memeknya perih, tetapi karena saya telah silap mata, saya masih tetap berusaha terjang masuk. Walau cukup sulit tapi penisku dapat masuk lagi hingga berhenti di rintangan selaput daranya. Karena memeknya tetap kecil, karena itu selaput daranya ada di posisi cukup dangkal. Tetapi lumayan karena kepala penisku dapat masuk ke dalam rongga memeknya. Saya ingin terjang selaput itu, tapi Rima kesakitan. Saya mau tak mau menangguhkan dan lakukan pergerakan mundur-maju dangkal hingga kemudian ejakulasi.

Untuk menyembuhkan rasa perih di memeknya saya mengoralnya. Ia lupa akan rasa perih itu dan mengerang-erang nikmat hingga kemudian orgasme.
Saat kucoba kembali masukkan penisku dengan kontribusi lumasan jelli, sampai pada tahapan mentok di selaput daranya ia merasa sakit. Saya tidak sampai hati menyiksanya hingga mau tak mau kami stop. Tetapi ia tak lagi merasa terlampau sakit saat kepala penisku menyingkap belahan memeknya.

Minggu selanjutnya, kami makin bebas bercumbu di dalam rumah itu, Ia tidak merasakan sakit kembali saat kepala kontolku tenggelam di memeknya. Tetapi ia tetap mengernyit saat saya menekan susunan selaput daranya. Saya bersabar dan perlahan-lahan menekan, pada saat ia mulai surut dari sakitnya. Sampai di saat yang kurasa pas, kupaksa menekan penisku dan jebolah pertahanan Rima hingga tangkai penisku dapat masuk lebih jauh. Tetapi itu juga tidak dapat kumasukkan semuanya, karena lubang vaginanya tidaklah cukup besar berisi semua panjang penisku. Kurang lebih cuma tiga perempat yang dapat ia terima. Buatku sepanjang itu cukup, toh Rima masih usia 11 tahun, hingga alat reproduksinya masih tidak siap. Ia belum memperoleh haid.

Rima mengeluhkan memeknya berasa perih, apalagi jika ia membuang air kecil, berasa perih. Darah yang keluar selaput daranya barusan memang lumayan banyak membaluri tangkai penisku.
Saya mau tak mau latih ia jalan berkeliling-keliling kolam renang hingga kemudian ia dapat jalan normal.
Walaupun pengalaman memeknya berasa sakit saat saya bobol keperawanannya, tapi Rima tidak jera dan meminta saya mencumbuinya. Tetapi ini kali saya tidak dapat kembali lagi kerumah mitraku, karena ia telah datang dari luar negeri. Saya bawa Rima ke motel.

Di situlah kami melepaskan lagi birahi kami. Rima walau masih muda tapi ia memperlihatkan talenta keagresipannya. Ia segera membukai bajuku sampai saya telanjang dan cepat-cepat menelanjangi dirinya lantas menabrakku dan menciumiku.

Saya lakukan persetubuhan sampai 2 ronde dan Rima baru ini kali sanggup capai orgasme lewat persetubuhan. Rasa sakitnya masih tetap ada, tapi ia lupa saat rangsangan demikian besar pada dianya. Penisku juga bisa semakin dalam masuk ke dalam memeknya. Kami menjadi terlatih lakukan jalinan tubuh, terkadang dalam mobil di teritori parkir. Kaca mobilku memanglah tidak menembus pandang di luar.

Saya dikejuti oleh undangan Steve mitraku dan mengundang saya ke tempat tinggalnya. saya dibawa masuk ke dalam ruangan kerja dan saya disuruh menyaksikan penampilan di monitor komputernya. Di sana saya menyaksikan rekaman saya dan Rima lakukan beragam episode di sekitar tempat tinggalnya. Ternyata Steve melengkapi tempat tinggalnya dengan cctv, yang itu tidak saya ketahui. Saya benar-benar malu rasanya di saat tersebut.

Untung Steve menepuk-nepuk bahuku. ” Never mind” ucapnya sekalian tersenyum.
Ternyata Steve suka dengan rekamannya tersebut. Dengan bahasa Inggris ia menjelaskan jika saya dan ia satu saluran. Awalannya saya tidak paham, rupanya Steve ialah pengemar ABG dan termasuk pedofil. Ia menceritakan jika di keluarganya bebas lakukan jalinan seks, hingga ia juga mencicip anak wanitanya yang berusia 15 dan sepuluh tahun. Anak Steve memang hanya 2 dan semua wanita.

Ia menawari saya mencicip anaknya asal saya janji memberikan peluang Steve mencicip Rima. Awalnya saya cukup sangsi, tapi sesudah Steve panggil Stevi, anak bungsunya ke kamar kerja, baru saya percaya. Stevi walau kata Steve baru usia 10 tapi lebih gede dari Rima, Teteknya semakin lebih besar dan tubuhnya semakin tinggi. Tanpa basa basi Stevi mengikuti instruksi papinya dan ia segera membukai celanaku lantas lakukan oral.

Yah seterusnya tidak butuh saya terangkan kembali saya lakukan jalinan tubuh dengan Stevi. Bersama dengan itu Steve panggil Anak satunya, Rachel dan mereka lakukan jalinan. Saya kaget saat istri Steve masuk. Tetapi menjadi tidak deg-degan saat istri Steve membukai pakaiannya sendiri sampai bugil berperan serta dengan kami. Pada akhirnya di saat itu saya rasakan 3 memek bule dalam orgy party di rumah Steve.

Saya memeras otak untuk bagaimana triknya ajak Rima supaya bisa kusuguhkan ke Steve. Saya tidak punyai langkah terkecuali ajak Rima berkunjung ke rumah Steve.
Saya sudah meng SMS Steve jika saya selekasnya tiba bersama Rima.
Setiba kami ke rumah Steve, mereka satu keluarga sedang berenang dan tentu saja bugil. Steve ajakku gabung bersama Rima pasti bugil. Awalnya Rima malu. Kubiarkan saja ia menjaga rasa malunya.

Hingga kemudian Stevi merayu Rima buka semua atributnya. Kami juga bebas berenang bugil bersama-sama. Steve memang jawara dengan lembut, Rima telah ada dalam dekapannya. Bukan hanya itu, tapi ia telah sukses mencumbui Rima.pada akhirnya dikerjai Rima di tepi kolam, sedangkan saya dikerubut istri Steve, Stevi dan Rachel. Hebat kesan orgy party kami di kolam renang tersebut. Kami terlarut sampai sepanjang hari disana diselipin barberque bugil dan berenang lantas ngentot kembali.

Saya pulang dari rumah Steve pada kondisi lemas. Tetapi Rima kelihatan suka, karena ia mendapatkan pengalamam baru berperan serta dalam orgy party. Kami pada akhirnya terlatih lakukan orgy sampai Rima disekolahkan Steve di sekolah internasional.

Rima yang saat ini berbeda jauh sama yang dahulu. Selainnya bahasa Inggrisnya lancar, performanya juga telah ke bule-bulean. Saya pada akhirnya gabung dengan klub Steve yang dengan bergilir lakukan orgy party di beberapa rumah temannya. Kami sama-sama coba memek, tidak cuma bule tapi, beragam negara. Karena anggota club Steve tidak cuma bule, tapi juga ada India, Arab, Negro dan Jepang.

Sudah pasti banyak yang menanyakan, apakah benar ini diambil dari Novel “Cinta Berbalut Sakit hati” ? jawabnya sudah pasti bukan. Ini hanya narasi ngarol ngidul saja, dan narasi “Cinta Berbalut Sakit hati” ialah narasi yang dikarang benar-benar. Nantikan saja tanggal keluar novel tersebut.

 

Category: ABG
cersex annisa cersex anal mama cersex dengan ibu mertua cersex hot terbaru cersex download cersex xnxx

Leave a Reply